Jumat, 22 Oktober 2010

sejarah suka matematika

        Waktu SD gue sama sekali gak berpikiran untuk suka sama matematika, malah bisa dibilang gue itu bodoh sama pelajaran yang satu ini. Ngeliat sikap gue itu, ortu gue daftarin gue ke lembaga pendidikan Epsilon.Gue inget banget waktu itu gue kelas 5 SD. Dalam hati gue "Knapa sih gue harus di les-in matematika, udah tau gak suka!".
        Pertama kali masuk les, gue udah gak ada niat malah bisa dibilang gak ada pelajaran yang nyangkut di otak gue pada saat itu. Kan tau sendiri, kalo niat aja gak ada, gmana bisa mencerna???. Tapi, seiring berjalannya waktu akhirnya gue nemuin indahnya belajar matematika. Ternyata matematika itu gak sesulit yang gue bayangkan dulu. Ternyata matematika itu asyik dan bisa melatih otak kita berpikir dengan logika atau gak.
        Semenjak itu gue sering nyoba soal-soal dan gak akan nyerah sebelum gue bisa nyelesein. Pertamanya gue suka matematika, tiap hari yang gue pelajarin cuma matematika dan bisa dibilang pelajaran yang lain terbengkalai. Tetapi, itu membuahkan hasil yang memuaskan karena nilai UN SD gue yang paling tertinggi itu matematika.
        Sekarang-sekarang ini gue berpikir "Apakah kesukaan gue ini keturunan dari kakak gue??". Gue berpikiran kayak gitu karena kakak gue juga suka banget sama pelajaran yang satu ini. Tapi, gue belum bisa jawab pertanyaan itu karena semua orang pasti dapat dengan mudah mengatakan kejadian itu ialah keturunan tanpa ada alasan yang jelas serta masuk akal.
       Sampai saat ini, detik ini gue masih suka sama matematika. Mudah-mudahan sampai kapan pun gue gak sebel lagi sama matematika lagi. amin.... karena pelajaran ini udah nganterin gue ke OSN SMP se-kab. Walaupun gue gak dapet juara yang penting gue udah dapet pengalaman-pengalaman yang bagus untuk sebuah masa depan. Sekarang gue ngerasain bahwa sesuatu yang pernah dibenci bakal menjadi sesuatu yang indah.. (^^)

Rabu, 20 Oktober 2010

SAHABAT TERCINTA

burung-burung berkicau
rumput-rumput menari
menunggu datangnya sang mentari
hembusan angin pagi
mengawali hari-hariku
seakan angin itu sebagai semangat dalam hidupku

sahabat......
engkau bagaikan pinang yang datang dalam hidupku
engkau selalu menempel dihatiku
untuk menemani hari-hariku

beruntungnya diriku
mendapat sahabat sepertimu
yang slalu setia denganku
dalam berbagai keadaan
bercanda dan tertawa bersama
menghangatkan tubuh dan jiwaku
seakan tidak ada tembok yang menghalanginya

engkau bagaikan hujan yang datangnya tiba-tiba
terkadang
engkau menguntungkan
terkadang pula engkau merugikan
tapi, pendapat ini SALAH
karena bagiku engkau adalah bagian dari hidupku
yang berperan penting untukku

sahabat....
engkau sebagai penopang dalam hidupku
engkau sebagai tumpuan dalam hidupku
dan engkau sebagai penyangga hidupku

apa jadinya diriku jika tidak memiliki engkau???
mungkin aku hanyalah orang yang tidak berarti
mungkin  aku hanya orang yang duduk di pojok ruangan
yang hanya bisa merenungi masalah ini
tetapi...
kehadiranmu mengubah semua hidupku
menjadi orang yang berarti

walaupun engkau tidak ada disisiku
tetapi, aku tetap mengenang kebaikanmu
aku yakin
persahabatan ini tidak akan pudar
aku yakin
kita akan bertemu lagi
entah kapan???
tapi, aku sangat yakin kita akan bertemu lagi

biarlah waktu yang dapat menjawab
biarlah waktu yang mempersatukan kita
karena, waktulah yang mempersatukan dan memisahkan kita

perpisahan ini bukanlah menjadi suatu alasan
untuk kita benar-benar berpisah
tetapi,
perpisahan ini adalah suatu cobaan
cobaan yang harus dihadapi
cobaan yang harus dibuang
demi melangkah lagi

aku yakin
persahabatan dapat menoreh kebaikan
dan memahat semua keburukan

persahabatan bukan permainan
bukan pula sebuah ujian
juga bukan sebuah hayalan
persahabatan adalah jembatan
untuk mencapai sebuah tujuan

tahukah kau sobat???
bahwa segala luka yang menyobek hatimu
dapat juga kurasakan dan
bahwa darah yang menetes dari luka itu
seiring air mata yang mengalir di pipiku

sadarkah kau sobat???
bahwa kepedihan yang selalu tampak
di raut wajahmu
adalah mimpi terburuk yang membebaniku
bahwa sikap dinginmu untukku
bagaikan pedang yang terus menghujam dadaku

sahabat....
jangan kau anggap aku orang lain
aku adalah dirimu
aku adalah saudaramu
aku siap korbankan jiwaku
agar kekal persahabatan kita

sahabat....
begitu besar jasamu
kata terima kasih
tak cukup membalas kebaikanmu

betapa besar jasamu
tidak dapat diungkap dengan kata
andaikan air laut sebagai tinta
bahkan seisi bumi pun
tak cukup sebagai tinta
untuk menulis jasamu