Jumat, 09 Maret 2012

PENATAAN DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN HIDUP


A.  Penataan Lingkungan Hidup
        Manusia sangat berperan dalam menjadikan lingkungan yang bersih, nyaman, indah, dan rindang. Satu faktor yang paling utama adalah bersih. Bersih erat kaitannya dengan sehat. Salah satu indikator bersih adalah sehat. Individu yang bersih adalah individu yang tidak memiliki kotoran yang menempel pada dirinya sehingga relatif tidak ada kuman penyakit yang bersarang. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang tidak ada kotoran (sampah) berserakan, yang memiliki kondisi udara banyak mengandung kadar oksigen yang tinggi.
Menciptakan keadaan nyaman bagi penghuninya. Menjaga kebersihan artinya menjaga keadaan diri, lingkungan bebas dari penyakit. Lingkungan yang bersih menandakan sikap para penghuninya yang taat dan patuh terhadap tatanan yang berlaku di masyarakat. Indah berhubungan dengan estetika. Indah merupakan sesuatu yang sangat menarik yang menimbulkan rasa enak atau nikmat hati. Nilai kebersihan dan keindahan menopang kehidupan masyarakat dalam bersikap.
    Menjaga kebersihan dan keindahan merupakan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Membudayakan hidup bersih dan keindahan harus menjadi sikap dan tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap dan sifat menjaga kebersihan merupakan langkah awal menuju kesuksesan. Sebab dengan suasana bersih dan indah, akan menambah pikiran jernih dan tenang dalam bertindak.
      Dengan menjaga kebersihan berarti menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita, bersih di sekolah, di kantin, di jalan, di rumah, di pasar, dan di mana pun. Tidak ada sampah-sampah yang berserakan yang mempengaruhi keindahan.
     Penataan lingkungan merupakan proses pengelompokan, pemanfaatan, dan pengendalian lingkungan hidup sesuai dengan potensi dan fungsinya. Dalam Undang Undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, penataan ruang/lingkungan memiliki tujuan:
  1. terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan,
  2. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budaya,
  3. tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.
      Penataan lingkungan dilaksanakan secara terpadu, seimbang dan berdaya guna. Penataan lingkungan hidup yang baik akan terpelihara kualitas lingkungan.
Berdasarkan fungsi utama kawasan, penataan lingkungan hidup dibagi menjadi 2, yaitu:
  1. kawasan lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Contoh: hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan cagar alam, dan sebagainya.
  2. kawasan budi daya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Contoh: lahan budi daya jagung, kayu, sawah, dan lain-lain.
Berdasarkan kegiatan utamanya, penataan lingkungan hidup terdiri dari 3 kawasan, yaitu:
  1. Kawasan perdesaan, adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam.
  2. Kawasan perkotaan, adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
  3. Kawasan tertentu, adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.
        Konsep penataan lingkungan secara global berarti mencakup satu kesatuan wilayah. Menurut Setyo Moersidik (Dosen Paskasarjana UI) kunci penataan lingkungan hidup untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup adalah pengelolaan lingkungan hidup. Prinsip penataan berhubungan erat dengan konservasi Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, dan sumber daya alam lainnya.
       Salah satu sumber daya alam yaitu hutan sebagai salah satu bagian dari pelestarian lingkungan hidup yang menjadi satu kesatuan ekosistem yang tidak mengenal batas wilayah pemerintahan. Semakin kecil hutan dibagi-bagi, semakin besar pula potensi terganggunya ekosistem. Kerusakan hutan juga mendorong timbulnya kekeringan, banjir, erosi, serta mengurangi keragaman hayati.

Langkah utama penataan dan pemeliharaan lingkungan hidup
1.   2. 3.     

Pengelolaan Tata Ruang Ramah Lingkungan

      Kerusakan lingkungan di Indonesia tambah hari semakin memprihatinkan. Seperti halnya laju kerusakan hutan yang mencapai 2,8 juta hektar per tahun. Kerusakan hutan dan lahan menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana saat musim hujan tiba.

     Bencana banjir menimbulkan korban jiwa dan dampak lain yaitu menyebarnya banyak penyakit bukan hanya di kalangan masyarakat desa tapi juga masyarakat perkotaan. Kerusakan lingkungan ini antara lain disebabkan terjadinya alih fungsi lahan baik pada kawasan hutan, pedesaan maupun perkotaan. Kawasan hutan banyak ditebang, diserobot dan dirambah. Keadaan serperti ini bahkan berlanjut terus setiap tahun, dapat dibayangkan betapa akan merosotnya kondisi lingkungan. 

    Memang banyak hal yang menyebabkan semakin maraknya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Akhir-akhir ini menggejala bahwa kerusakan lingkungan banyak dipicu pembangunan yang tidak terkendali dan kurang memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Kesadaran masyarakat untuk berperan aktif menjaga dan melestarikan lingkungan tampaknya juga masih rendah, terbukti dari banyaknya masalah lingkungan yang timbul akibat ulah masyarakat, seperti pembalakan hutan, pemanfaatan kawasan lindung, dan sebagainya. 

    Saat sekarang ini tengah meningkat kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan kebijakan pemanfaatan yang paling tepat, mengingat keterbatasan sumber daya lahan. 

     Pendekatan tata ruang merupakan salah satu perangkat pengelolaan lingkungan hidup berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya lahan. Dalam perkembangannya, disadari bahwa penataan ruang merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup yang utama, karena merupakan penepis pertama terhadap kegiatan pembangunan dan aktivitas manusia lainnya yang dapat berdampak terhadap lingkungan hidup.
Penataan ruang telah mendapatkan dasar hukumnya sejak 15 tahun yang lalu dengan ditetapkannya undang-undang nomor 24 tahun 1992 yang telah diperbaharui dengan undang-undang nomor: 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (selanjutnya disebutkan UUPR). Tujuan umum penataan ruang terkandung di dalam konsideran UUPR, yaitu bahwa pengelolaan sumber daya alam yang beraneka ragam di daratan, di lautan, dan di udara, perlu dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu dengan sumber daya manusia dan sumber daya buatan dalam pola pembangunan yang berkelanjutan dengan mengembangkan tata ruang dalam suatu kesatuan tata lingkungan yang dinamis serta tetap memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup. 

    Secara eksplisit, pernyataan tersebut menegaskan pentingnya penataan ruang di dalam pemeliharaan lingkungan hidup. Dengan perkataan lain, penataan ruang merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup, guna mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya secara tidak terencana dan terakoordinasi. Penataan ruanglah yang seharusnya menjadi landasan bagi pelaksanaan pembangunan yang terkoordinasi dan berwawasan lingkungan.

Keterpaduan

Penataan ruang juga dapat menjamin keterpaduan dan diakomodasikannya semua kepentingan masyarakat. 
Di dalam penjelasan UUPR, disebutkan bahwa penataan ruang dapat menjamin seluruh kepentingan, yakni kepentingan pemerintah dan masyarakat secara adil. Yang dimaksud dengan terpadu adalah bahwa penataan ruang dianalisa dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Keterpaduan dalam penataan ruang dapat terwujud dari dimasukkannya pertimbangan aspek waktu, modal, optimasi, daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan dan geopolitik. 

Sebagai suatu perangkat, apabila dilaksanakan secara menyeluruh dan konsekuen, penataan ruang dapat menjadi alat yang efektif untuk mencegah kerusakan lingkungan dan berbagai bencana lingkungan seperti banjir dan longsor. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang dan mengindahkan kondisi lingkungan dapat menghindari permasalahan lingkungan di masa mendatang. Meskipun demikian, penataan terhadap rencana tata ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang seringkali masih rendah. Sebagai contoh adalah pada kasus Bandung Utara yang sebenarnya merupakan kawasan lindung, tetapi pada saat ini hampir 70% dari luas 38.548 hektar telah menjadi permukiman. Dampak dari pembangunan ini adalah berkurangnya resapan air dan terjadi banjir di Bandung Selatan. 

Demikian juga dengan bencana banjir dan longsor yang terjadi di Jember. Peristiwa ini sebagaimana diketahui adalah dampak dari kerusakan hutan di Pegunungan Argopuro, yang terletak di bagian utara Jember, yang telah gundul. Peristiwa ini merupakan kesalahan dari penataan ruang wilayah di Jawa Timur. Pegunungan Argopuro sebagai kawasan lindung yang merupakan daerah resapan air, beralih menjadi perkebunan Kakau dan Kopi, menjadi hutan produksi kemudian terjadi penebangan yang berakibat penggundulan.
Berkaitan dengan masalah sumber daya lahan dan penataan ruang, setidaknya ada dua sasaran yang bisa dilakukan guna mencapai strategi perbaikan kualitas fungsi lingkungan, yakni; pertama, penurunan laju kerusakan lingkungan (sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi, atmosfer, serta ekosistem pesisir dan laut. Kedua, terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestarian fungsi lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan. 

Di samping itu, untuk dapat menjawab tantangan di atas, perlu adaya upaya pemberdayaan masyarakat agar mempunyai kesadaran pada pelestarian lingkungan hidup, di samping informasi yang cukup tentang masalah yang dihadapi, serta keberdayaan dalam proses pengambilan keputusan demi kepentingan orang banyak.
Peran serta masyarakat yang tinggilah yang dapat menjamin dinamisme dalam pengelolaan lingkungan hidup, sehingga mampu menjawab tantangan yang ada.
Usaha yang dilakukan agar lingkungan tertata rapi


 

Jumat, 17 Desember 2010

Anak-anak Afrika yang Tak Pernah Melihat Gajah

 Di sekolah dasar di Tanzania,
 Sutradara televisi kami yang orang Jepang
 Membagikan kertas gambar lalu berkata,
 "Gambarlah binatang."
 Saat memegang selembar kertas putih lebar
 Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka,
 Anak-anak itu kelihatan bingung.
 Kira-kira satu jam kemudian,
 "Mereka sudah selesai," sang guru mengumumkan.
 Setiap anak memegang tinggi-tinggi gambarnya
 supaya aku bisa melihat.
 Aku tercengang.
 Hanya dua anak yang menggambar binatang.
 Pertama, seorang anak laki-laki menggambar di sudut kertasnya,
 Satu ekor lalat.
 Anak laki-laki lain mencoba
 Untuk menggambar seekor burung berkaki lemah.
 Hanya itu,
 Anak-anak lainnya menggambar ember, cangkir dan sejenisnya.
 Padahal awalnya kami membayangkan
 Anak-anak Afrika akan membuat gambar yang hidup
 Gambar-gambar gajah, jerapah, dan zebra.
 Tapi, bahkan di Afrika, binatang-binatang,
 Hanya mendiami daerah tertentu
 Yang secara khusus dilindungi.
 Anak-anak yang tinggal di daerah itu
 Mungkin tahu tentang binatang-binatang tersebut.
 Tapi bagi sebagian besar anak-anak,
 Tidak ada kebun binatang, tidaka ada televisi
 Dan tidak ada buku gambar.
 Jadi, meskipun mereka tinggal di Afrika,
 Mereka tak tahu apa-apa tentang binatang-binatang
 Di benua itu.

 Sejak dulu aku ingin mengunjungi Afrika
 Aku sering membayangkan jerapah
 Menghiasi langit berlatar matahari terbenam.
 Sekarang aku masih belum melihat binatang-binatang Afrika
 Tempat-tempat yang kukunjungi,
 Tempat anak-anak membutuhkan pertolongan,
 Tak punya air dan sedikit sekali tumbuhan hijau.
 Yang mereka punya hanya perang saudara.
 Tempat-tempat itu bukanlah tempat binatang bisa hidup;
 Manusia tak bisa tinggal disana.
 Bahkan di Jepang, saat perang,
 Makanan jadi langka dan
 Binatang-binatang terpaksa dibunuh.
 Gajah-gajah menunjukkan sejumlah keterampilan,
 Berpikir mereka bisa mendapatkan makanan karenanya;
 Mereka dibunuh saat melakukan permainan keseimbangan.
 Anak0anak Jepang harus tahu
 Bahwa gajah hanya bisa dilihat
 Di tempat yang sejahtera dan damai.
 Aku berharap sepenuh hati
 Hal itu, bisa diajarkan pada mereka 

                                                                                                                       By: Tetsuko Kuroyanagi
                                                                                                                              (dengan perubahan)
 

Rabu, 15 Desember 2010

Perjuangan ORTU

    Orangtua sangat berarti bagi perkembangan hidup seseorang, karena orangtua-lah guru pertama dan yang paling utama bagi kita semua. Sebagai contoh: saat kita masih kecil dan belum bisa melakukan sesuatu apa pun, pasti orang yang pertama kali ngajarin serta ngedidik kita itu ialah orangtua. Dari contoh tersebut, maka orangtua bisa disebut sebagai guru yang pertama dan paling utama bagi kita. Walaupun perjuangan orangtua sangat susah, tapi ia tak pernah mengenal kata 'menyerah' dan 'putus asa'.

    Perjuangan orangtua sangatlah susah, ia mampu membesarkan kita hingga kita mendapatkan ilmu dan yang akhirnya nanti kita dapat sukses di kemudian hari. amin. Walaupun demikian, tapi ada saja anak yang suka membantah bahkan durhaka kepada orangtua. Ia tidak memikirkan betapa sulitnya perjuangan orangtua itu. Kalau dilihat dari kejadian itu, seharusnya mereka malu dengan apa yang telah ia perbuat karena orangtua saja mampu. Mengapa kita tidak?? padahal kalau dilihat dari segi umur kita seharusnya malu tapi kalau dilihat dari segi pengalaman itu biasa. Kita jangan hanya melihat dari segi pengalaman. Kita harus mampu melihat dari segi yang lainnya.

    Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus mampu mewariskan hal-hal positif. Kita jangan hanya melihat dari perkembangan zaman. Malah terkadang, perkembangan zaman mengarahkan kita ke hal-hal yang negatif. Kita belum tentu bisa seperti orang terdahulu yang telah membangkitkan semangat bangsa. Maka dari itulah kita harus memberikan hal-hal positif. Contoh kecil, kita harus menghargai serta menuruti apa kemauan orangtua karena orangtua pasti akan mengarahkan kita ke hal yang positif.

    Maka, mulailah dari sekarang kita menghilangkan rasa dendam dan benci kepada orangtua. Kita bangkitkan lagi semangat untuk membalas jasa-jasa orangtua yang telah diberikan kepada kita.